Kamis, 15 Agustus 2013

Kuli Serabutan

      Alhamdulillah setelah  isya-an di mushola deket kostan dan sempet pula dibanjur ujan gede sepuluh detik -walaupun ngga pas 10 detik sih- nyampelah ane ke masjid tercinta Masjid Al Hurriyah. Cielah masjid tercinta "gaya deuh sia" kasarnya sunda pasarannya mah gitu hehe. Sepi memang, tak seperti hari hari biasa, yah maklumlah puncak arus balik mahasiswa IPB sepertinya baru mulai ramai besok hari -sotoy amat-. Trus, apa hubungannya dengan "Kuli Serabutan" ? Sabar boi ini permulaan, awal dari sebuah cerita klasik tak ada unsur sarkasik hanya sebuah cerita... ya hanya sepotong cerita saja.

     Kuli Serabutan, begitulah kusebut diriku dulu -sambil bercanda- ke ikhwan  (baca:cowok ) lain santri "Mahad Al Quran Wal Hadits" ketika melakukan proyek proyek besar amanah dari Asatidz (baca : Ustadz). Sungguh, tak ada unsur lain yang ingin kusampaikan dari kisahku nanti, melainkan sebuah hal kecil mungkin jika selewat dilihat tapi akan berdampak besar nanti -setidaknya kurasakan itu sekarang-. Lanjut boi.. oke, kenapa kusebut proyek besar kawan ? karena proyek -agar kelihatan keren- hasil kerja kami nanti kamilah yang akan merasakan dan kamilah yang semestinya harus melestarikannya.
     Tebang bambu, Ngecor, Ngangkatin batu, Babat rumput, Ngedalemin kolam, Nganyam bambu sampai panen ikan adalah salah satu proyek kami dulu, pokoknya ngga ada macam BRT Asrama TPB hehe, sekecil mungkin kami coba meminimalisir pemanfaatan tenaga kerja pihak lain. Toh kami pun sadar diri berapasih gue bayaran disini, mungkin sama sekolah SMA "X" yang paling deket sama MA kami -yang berada ditengah tengah kampus itu lho, eh maaf :D- sekolah kami jauh lebih terjangkau dengan segala ilmu yang mungkin -subyektifnya ane nih ya- lebih bermanfaat di dunia terutama di akhirat kelak, aamin.
     Kembali ke lap..top !! Untuk proyek tebang bambu misalnya, kalo cuma nebang sih ngga berat berat amat, tapi yang jadi masalahnya itu tempat yang kami tuju itu lho yang jauhnya bukan kepalang, "lebay kali kau pak cik" sahut diriku yang lain, tanda tidak setuju :). well..well..well jelas saja tak seperti astra-red corner atau astri-CCR jarak yang kami tempuh, ah sepuluh..tidak tidak lebih sepertinya. Pun kalau hanya jalan saja betis kami  tak akan kompromi, tapi bambu yang sebesar paha manusia dewasa dan panjang dua kali tiang listrik depan pondok itulah yang membuat kami ketar ketir, tak khayal tak sedikit ikhwan -yang katanya kuat itu- menyerah, bahkan sebelum perahu layar dikembangkan. Yah beginilah manusia, kadang mereka punya alasan sendiri kenapa hanya ikut berangkat dan menghilang dipertigaan dekat tukang es kelapa itu. Akhirnya dengan sisa sisa pejuang yang ada, kamipun berangat dan berharap ada mobil bak kosong yang dengan berbaik hati memberi tumpangan sampai depan pondok. "Nyeri awak euy abdi peutingna ce..." celetuk salah satu kawanku sebut saja abay, ah tidak tidak sepertinya bukan hanya dia tapi kami semua pun seperti itu. Satu hal yang kami pelajari waktu itu "Kerja kelaslah lalu bumbui dengan satu kata pelengkap Ikhlas boi.. Ikhlas kuulangi sekali lagi lalu titik"
    Jelas saja badan kami pegal linu semua setelah itu, bukannya berbaring istirahat di pulau kapuk nun empuk disana, tapi yang ada kami berhamburan keluar -tanda bebas- pensiun dini dari tugas lalu menyelinap disetiap warnet di kampus -dulu kami tak tau apa itu bara, balio, bateng, balebak dll.- disitulah kurasa kenapa badan terasa remuk dan hancur semua hanya ingin baca serial komik online naruto terbaru atau memantau profil kawan semasa SMP yang dulu ditaksir. -duuh labil sekali -
Tapi inilah hidup, kurasa setiap santri punya hujjah (baca : alasan) masing masing melakukan hal bodoh seperti itu. Oke.. karena baru satu kisah yang kusampaikan kenapa bisa kutulis "Kuli Serabutan" ini dan seisi alhur pun sudah banyak terdengar nyanyian jangkrik ketimbang orang yang sekedar lalu lalang atau pun hadir untuk mentoring, jadi kupersingkat saja tak semua -mungkin menyusul- kisah kuceritakan, tapi yang penting -menurutku semuanya penting- aih tidak tidak maksudku yang lebih penting dan tersimpan banyak makna kehidupan disana -amboi..betapa sok heroiknya aden ini :D-.
     Kisah kedua ini adalah kisah utama yang membuat hati ini tersbesit kenapa malam ini ingin nulis tentang kisah "Si Kuli Serabutan ini". Lets cekidot sob..
Kuawali kisah pemanggilanku ke kantor secara tiba tiba ketika jam pelajaran berlangsung. entah dosa apa yang kuperbuat sehingga bisa bisanya dipanggil ke kantor , perasaan belum lama ini aksi bergerilya bermain PS ku dengan kolega seperjuangan, sebut saja Kamal namanya tak tercium orang banyak, pun meski ada yang tau paling hanya rekan rekan sejawat, yah sebagian dari 17 remaja yang selalu berharap dapat istri shalihah, teduh pula ketika mamandang parasnya -lewati saja tak penting-. Buncah lah isi hatiku, jikalau sampai sampai ketahuan habislah aku tak dapat rekomendasi kuliah ketempat yang kuinginkan nanti. "Berani berbuat berani juga kita mengelak bertanggung jawab mestinya". Mujur pun tak dapat di cegah, dan alhamduliillah ia menghampiriku disaat yang tepat, disaat hampir suul khatimah :D.
    Rupanya maksud hati dipanggil bukan karena kasus bergerilya dengan Kamal tempo hari, tak lain hanya karena rumahku dekat dengan Cibubur dan masa Mts ku kuhabiskan di perbatasan Jakarta Timur itu. Gubraklah..intinya itu kami dapat bantuan dana untuk membangun ruang kelas baru dan salah satu donatur itu bertempat tinggal di perumahan elit di kawasan Cibubur itu. Tugas baru pun kuemban sebagai penunjuk jalan dan kurir lepas pengantar surat surat -tak paham-. Sampailah pada inti maksud ceritaku ini -setelah semua proses berhasil dan pembangunan pun berjalan- gelar "Kuli Serabutan" kembali ke belakang nama kami -bukan S.Ag ataupun Sp :D-. Di malam sebelum hari H, kami (para senior) tepat disaat muhaadoroh -merupakan acara rutin setiap malam minggu, agendanya semacam ceramah bahasa arab dan inggris setiap angkatan mengirim satu delegasi- diumumkan bahwa besok kita akan bersenang senang dengan skop, ember dan mesin molen yang kami tak tau apakah masih gagah atau tidak. Of course we'll ngecor ngecor ria full time besok dan tak ada yang menyeleweng ke kampus -karena besok adalah waktu akhwat untuk membombardir bara dan sekitarnya- atau hukuman berat siap membayanginya.
       Selepas sholat shubuh berhamburlah kami di halaman, bersiap menerima perintah mandor tertinggi Sang ketua pondok sebut saja Rudi dan perwakilan ustadz di pos manakah kita ditempatkan nanti, Di bagian sekop kerikil kah, bagian meramu semen dan pasir, kurir ember kosong, finishing ataupun sebagai barisan estafet para Kuli Serabutan. Satu pelajaran penting disini "Teamwork" yes it's also important when we work together boi -ucap diriku yang lain-. Karena badanku yang tinggi besar inilah akhirnya kuisi pos yang paling prospektif dan menjanjikan kelak, Sekop kerikil dan meramu semen tugas utamaku waktu itu -walaupun pada akhirnya digilir lagi karena cukup berat dan menguras tenaga-. Diiringi jeda sholat, makan siang serta ketawa ketawa kecil para ikhwan -yang katanya gagah itu- mewarnai proyek besar kami, Walaupun tak sempat atau sedikit menikmati apa yang kami kerjakan ini, masih terbayang jelas kejadian itu percis masih terbayang dan tak ada wajah kekecewaan ataupun rasa tak ikhlas hati yang tergambar di wajah  mereka. nikmat boi.. nikmat sekali walaupun tak dibayar satu sen pun.


 Special gift to my brothers Muhamad Yamin Syaifullah, Bobby Hartawan, Tri Wibowo Adipo, Arman Ansori, Nurul Haq, Mukhlis Handoko, Kamal Mahdi, Rudi Irawan, Akbar Maulana, Nikmatul Akbar, Taufik Rahmansyah, Saepulloh, Badru Illahi, Rijal Ahmad Utama, Adhan Jumadi, and Suparman Supriadi

Last Moment together with you all (metis)




Tiga Serangkai :D

Dibalik sebuah kesederhanaan boi
Serta para akhwat "Semoga Allah selalu menjaga kalian dimanapun kalian berada"
Rifa Nur Azizah, Anna Hanifah, Nur Fauzatul Hidayati, Zahwatul Fiqri, dan Enung Nuraeni

Kamis, 15 Agustus 2013
Pukul 23:00
At Masjid Al Hurriyah, Institut Pertanian Bogor
Serpihan Mimpi
Follow ya @andimnoor

NB : Gaya tulisan agak aneh karena baru khatam dua novel yang modelnya mirip mirip gitu -terawang aja ndiri ya- :D

0 komentar:

Posting Komentar